KEPRI.DISWAY.ID - Kepulauan Riau (Kepri) makin serius memanfaatkan kekayaan lautnya, sehingga produksi ikan tetap melimpah
Pemerintah Provinsi Kepri menjadikan sektor perikanan tangkap dan budidaya, sebagai senjata utama untuk menjaga stabilitas harga pangan sekaligus menekan inflasi daerah.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri, Said Suradjat mengungkapkan, bahwa produksi ikan di Kepri kini mencapai hampir 380 ribu ton per tahun, menjadikannya peringkat kedua tertinggi di Sumatera.
“Konsumsi ikan masyarakat Kepri juga tinggi, sekitar 60 kilogram per kapita per tahun, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 30-40 kilogram,” ungkap Said Suradjat.
BACA JUGA : Warga Bukit Raya Tanjungpinang Dapat Bantuan Ambulans dari Gubernur Kepri
BACA JUGA : Henky Mohari Resmi Terpilih Sebagai Ketua KPID Kepri Periode 2025 - 2028
Pantau Harga Ikan, Cegah Lonjakan Saat Cuaca Ekstrem
Untuk menjaga harga tetap stabil, DKP Kepri bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) rutin memantau pergerakan harga ikan di pasar.
"Potensi sumber daya ikan di Kepri cukup besar. Tantangannya adalah bagaimana menjaga rantai pasok dan harga agar tetap stabil,” jelasnya.
Fokus pemantauan dilakukan, terutama jelang hari besar keagamaan atau saat musim cuaca ekstrem yang berisiko mengganggu pasokan.
“Harga ikan sangat dipengaruhi musim. Misalnya ikan tongkol, harganya relatif terjangkau di kisaran Rp20–30 ribu per kilogram, dengan kandungan protein yang tinggi. Jadi sebenarnya ikan ini bisa jadi pilihan untuk menjaga konsumsi bergizi sekaligus membantu stabilitas harga,” ucapnya.
Langkah konkret juga dilakukan lewat program pasar murah dan gerakan pangan murah yang menyediakan produk ikan segar dengan harga terjangkau.
Selain itu, pemerintah daerah turut mendukung UMKM olahan ikan agar produk laut Kepri memiliki nilai tambah di pasar lokal maupun ekspor.
Ekspor Ikan dari Batam Tembus Rp 129 Miliar
Tak hanya untuk konsumsi lokal, produksi ikan Kepri juga menyasar pasar internasional.