Kabar Gembira, Harga Cabai, Telur, dan Kentang Bakal Sama di Semua Pasar Batam

Kabar Gembira, Harga Cabai, Telur, dan Kentang Bakal Sama di Semua Pasar Batam

Foto ilustrasi beras di gudang-(Dokumen Istimewa / Net)-

KEPRI.DISWAY.ID - Pemerintah Kota Batam lewat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), kembali bikin gebrakan untuk masyarakat.

Gebrakan kali ini lewat program inovatif bertajuk "Satu Pasar, Satu Harga, Satu Jenis", yang bertujuan menstabilkan harga bahan pokok di pasar tradisional.

Menurut Kepala Disperindag Batam, Gustian Riau, program ini akan dimulai dengan tiga komoditas utama yang paling sering jadi keluhan: cabai, telur, dan kentang.

"Kalau sekarang cabai di Pasar Tos Rp30 ribu per kg, bisa naik jadi Rp35 ribu di Pasar Legenda Malaka, karena ongkos distribusi. Nah, nanti tidak ada lagi perbedaan seperti itu," ungkap Gustian Riau saat dikutip, Selasa 2 Juni 2025

Program ini bekerja dengan model kerja sama langsung antara pedagang pasar Batam dan daerah produsen seperti Simalungun, Tapanuli Utara, Bener Meriah (Aceh), Jambi, hingga Lombok. 

Tujuan penyamaan harga sangat jelas, memotong rantai distribusi agar harga jadi lebih murah dan stabil pasaran, khususnya wilayah kepulauan Riau.

Pedagang Dilibatkan Langsung

Disperindag tak main-main, mereka sudah menggandeng Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asperindo) yang menaungi 54 pasar di Batam. 

Para pedagang nantinya akan didata semua, lalu didampingi untuk terlibat langsung dalam rantai distribusi.

Buat pedagang yang punya kendala modal, Pemkot Batam juga membuka akses ke program Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar mereka tetap bisa ikut ambil bagian.

"Insya Allah, Agustus ini sistemnya sudah berjalan. Ini menjadi pilot project nasional. Kalau sukses, bisa diterapkan di seluruh Indonesia. Kami juga sudah menyampaikan ini ke Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Perdagangan," jelasnya.

Distribusi Tanpa Perantara

Dengan konsep Kerja Sama Antar Daerah (KAD), pengiriman barang akan langsung dari produsen langsung ke pasar tempat berdagang.

"Ini bukan hanya soal harga, tapi juga cara baru membangun sistem distribusi pangan yang lebih efisien dan adil," ucapnya.

Sumber: