KEPRI.DISWAY.ID – Komoditas kelapa sawit dari Batam, kembali mencetak prestasi di kancah ekspor internasional.
Sebanyak 19,2 ton kelapa senilai lebih dari Rp 500 juta, resmi diekspor ke Malaysia lewat pengawasan Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui UPT Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Kepri).
Kepala Barantin, Sahat M Panggabean mengungkapkan, ekspor ini bukan sekadar pengiriman barang biasa.
“Hari ini kita melepas ekspor kelapa olahan. Ini bentuk nyata dari proses hilirisasi yang harus kita tingkatkan. Karantina berperan memastikan produk kita memenuhi syarat negara tujuan,” ungkap Sahat M Panggabean.
Ini adalah bagian dari strategi hilirisasi komoditas pertanian, yang bertujuan menambah nilai jual produk lokal sekaligus memperluas pasar.
BACA JUGA : Demi Keselamatan Warga, Pemprov Kepulauan Riau Aktif Jemput Mahasiswa dari Iran
BACA JUGA : Transparan dan Tertib, Pemprov Kepri Selesaikan 1.335 Pemeriksaan BPK 2024
Namun, yang menarik perhatian bukan hanya angka ekspor, tapi juga sisi sosial dari kegiatan ini.
Pabrik pengolahan PT Heng Guan yang memfasilitasi ekspor ternyata banyak melibatkan ibu rumah tangga sebagai tenaga kerjanya.
Tak hanya Malaysia, kelapa dan produk turunannya dari Kepri juga telah merambah ke berbagai penjuru dunia.
Dalam enam bulan terakhir, total nilai ekspor kelapa dari wilayah ini mencapai Rp15 miliar, menandakan lonjakan signifikan dalam kontribusi ekspor daerah.
Data periode Januari Mei 2025 menunjukkan volume ekspor telah mencapai 1.829 ton, naik hampir 47% dibanding tahun sebelumnya.
Produk kelapa asal Kepri kini telah menjangkau berbagai negara, seperti Hongkong, Mauritius, Singapura, Selandia Baru, Belanda, Inggris, Polandia, Vietnam, Turki, Thailand, dan Mesir.