KEPRI.DISWAY.ID - Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Pendidikan (Disdik), tengah mematangkan rencana pembangunan Sekolah Rakyat
Rencana sekolah tersebut, merupakan sebuah inisiatif pendidikan inklusif yang ditujukan khusus bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Saat ini Disdik Batam, Kepulauan Riau, sedang mempertimbangkan 3 calon lokasi untuk merealisasikan program pembangunan tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Batam, Tri Wahyu Rubianto menyebutkan, bahwa lahan yang dibutuhkan untuk proyek ini minimal seluas lima hektare guna mendukung konsep pendidikan berbasis asrama.
“Tiga lokasi yang kami sedang melihat ada di Nongsa, Setokok, dan Tanjung Banun. Namun ketiganya masih dalam tahap kajian dan belum dipastikan akan dibangun tahun ini,” ungkap Tri Wahyu saat dikutip, Senin 21 April 2025.
Tiga lokasi yang tengah dikaji meliputi kawasan Nongsa sebagai opsi pertama, lokasi kedua berada di Setokok, meskipun masih perlu penyesuaian dengan delineasi pengembangan kawasan Eco City.
Sementara itu, alternatif ketiga adalah di Tanjung Banun, yang dirancang untuk melayani anak-anak terdampak pembangunan Rempang Eco City.
“Pola Sekolah Rakyat adalah boarding school, di mana biaya pendidikan ditanggung pemerintah, siswa diberi tempat tinggal yang layak, gizi cukup, dan pengasuhan oleh tim khusus,” jelasnya.
Untuk mendukung pengelolaan dan operasional sekolah ini, tenaga pendidik akan diarahkan dari kalangan lulusan program Guru Penggerak yang telah dipersiapkan.
“Yang di Tanjung Banun saat ini masih disiapkan untuk sekolah reguler, belum boarding. Jika ingin dipersatukan dengan konsep Sekolah Rakyat tentu memerlukan persiapan khusus,” kata Tri Wahyu.
Rencana pembangunan Sekolah Rakyat ini juga masih dalam tahap koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
“Kami tidak ingin tergesa-gesa. Fokus utama kami sekarang tetap memastikan setiap anak di Batam bisa mendapatkan pendidikan,” ucapnya.
Pasalnya, program ini merupakan bagian dari usulan bersama yang saat ini masih dalam proses pembahasan antarpemerintah daerah.