Gubernur Kepri Buka Suara Soal Kenaikan Listrik Batam, Ini Biang Keroknya

Senin 14-07-2025,16:31 WIB
Reporter : Tuahta Aldo Rachmansyah
Editor : Tuahta Aldo Rachmansyah

KEPRI.DISWAY.ID – Kenaikan tarif listrik di Batam yang ramai diperbincangkan masyarakat, akhirnya mendapat respons dari Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad.

Dirimya menegaskan, bahwa lonjakan tarif ini dipicu oleh naiknya harga gas yang digunakan sebagai bahan bakar utama pembangkit listrik di Batam.

"Konversi ke gas alam cair ini menyebabkan biaya operasional lebih mahal, karena harga LNG jauh lebih tinggi. Proporsi pemakaiannya pun berubah menjadi 70 persen LNG dan 30 persen gas pipa," ungkap Ansar Ahmad saat dikutip, Senin 14 Juli 2025.

Menurutnya, penggunaan LNG membuat biaya operasional meningkat signifikan. Ini karena harga LNG jauh lebih mahal dibandingkan gas pipa. 

Hal tersebut tentunya berdampak langsung pada tarif listrik yang ditanggung masyarakat, khususnya wilayah Batam, Kepulauan Riau.

BACA JUGA : RPJMD Kepri 2025–2029 Disahkan, Transportasi, Maritim, dan Fiskal Jadi Prioritas

BACA JUGA : Tim Gabungan Bubarkan Markas Narkoba di Batam, Dua Bangunan Kos Dibongkar

Dorong Gunakan Gas Lokal

Ansar mengatakan, Pemprov Kepri kini tengah mendorong percepatan proyek metering gas di Pulau Pemping. 

Proyek ini diharapkan bisa menjadi jembatan pasokan energi, ke wilayah Belakang Padang dan Pulau Batam.

"Kita yakin, kebutuhan listrik di tahun 2027 akan naik signifikan, sekitar 2 sampai 4 gigawatt, terutama karena kehadiran data center. Kita harus kompetitif dengan Johor, jangan sampai harga listrik kita mahal dan kalah saing," jelasnya.

Tak hanya itu, ia juga meminta agar ada kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dari pemerintah pusat. 

"Pipa gas itu sebelumnya sekitar 7 dolar Amerika, sekarang bisa mencapai 13 sampai 15 dolar Amerika per MMBTU, ini harus jadi perhatian bersama," ucapnya.

Belum Ada Koordinasi dari Pemkot Batam

Saat ditanya soal koordinasi dengan Pemerintah Kota Batam terkait kenaikan tarif listrik, Ansar mengaku belum menerima laporan resmi. 

Kategori :