Mengenal 3 Kardinal Hebat Asal Indonesia yang Ikut Pemilihan Paus di Vatikan

Mengenal 3 Kardinal Hebat Asal Indonesia yang Ikut Pemilihan Paus di Vatikan

Kardinal Ignatius Suharyo bersama Paus Fransiskus-(Dokumen Istimewa)-

KEPRI.DISWAY.ID - Pemilihan Paus Katolik atau Konklaf bukan sekadar acara gereja biasa, ini adalah momen sakral yang menentukan arah Gereja Katolik sedunia. 

Digelar secara tertutup di Kapel Sistina, Vatikan, hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang boleh ikut memilih siapa yang akan jadi pemimpin tertinggi umat Katolik.

Dan tahukah kamu? Sepanjang sejarah, Indonesia sudah mengirimkan 3 kardinal luar biasa yang ikut ambil bagian dalam proses pemilihan paus ini. 

Nggak cuma jadi kebanggaan nasional, keikutsertaan mereka juga membawa tanggung jawab spiritual besar.

Yuk, kenalan dengan tiga tokoh hebat ini!

Kardinal Justinus Darmojuwono

Kisah dimulai dari Justinus Darmojuwono, sosok pertama asal Indonesia yang diangkat sebagai kardinal oleh Paus Paulus VI tahun 1967. Saat itu, beliau menjabat sebagai Uskup Agung Semarang.

Hebatnya, Darmojuwono ikut dua kali konklaf pada tahun 1978 yang pertama memilih Paus Yohanes Paulus I, dan yang kedua melahirkan Paus Yohanes Paulus II (Karol Wojtyła).

Meski pernah terlibat langsung dalam pengambilan keputusan penting Gereja Katolik dunia, ia memilih hidup sederhana hingga akhir hayatnya di Semarang, 1994. 

Kardinal Julius Darmaatmadja

Lanjut ke generasi berikutnya, ada Julius Darmaatmadja. imam Jesuit yang pernah memimpin Keuskupan Agung Jakarta dan Semarang, diangkat sebagai kardinal pada 1994 dan ikut konklaf 2005 yang memilih Paus Benediktus XVI.

Tapi saat konklaf 2013, meski masih punya hak pilih, Darmaatmadja memutuskan untuk tidak hadir. Alasannya? Karena kesehatan yang menurun mata mulai kabur, pendengaran melemah, dan kondisi fisik yang tak memungkinkan untuk terbang jauh ke Roma.

Keputusan ini menunjukkan kedewasaan spiritualnya. Ia sadar, memilih Paus bukan cuma soal hak, tapi tanggung jawab suci yang harus dijalani dengan sepenuh hati dan kesiapan diri.

Kardinal Ignatius Suharyo

Sumber: